COACH TERNAMA DISANKSI! APA YANG SEBENARNYA TERJADI DI BALIK LAYAR MKL SPRING 2025?
25 Mei 2025 bukan hanya jadi momen panas bagi turnamen Mobile Kings League (MKL) Spring, tapi juga hari yang membekas bagi komunitas esports-khususnya penggemar tim BSE. Coach Feng Xiang, lebih dikenal dengan IGN NanCi, resmi dijatuhi sanksi berat oleh manajemen setelah diduga melanggar aturan internal tim selama turnamen berlangsung.
![]() |
Tim manajemen BSE memberi sanksi ke Feng Xuang |
Sanksi yang diumumkan langsung oleh pihak manajemen BSE MYS ini cukup mengejutkan dan jadi bahan perbincangan publik. NanCi dikenai :
- Denda sebesar RM 3500.00 atau sekitar Rp11.900.000,
- Masa pengawasan disiplin selama 2 bulan, dan
- Penyebaran surat teguran resmi (criticism notice).
Langkah ini diambil setelah adanya evaluasi internal yang menyebut pelanggaran tersebut berdampak negatif terhadap mental dan performa pemain, serta mengganggu jalannya manajemen tim selama event besar tersebut.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sayangnya, detail spesifik soal pelanggaran belum dirilis ke publik, namun spekulasi pun bermunculanapakah ini soal keputusan strategis, konflik internal, atau pelanggaran etika profesional?. Yang jelas, kasus ini menyentil pentingnya menjaga profesionalitas dalam skena esports yang makin kompetitif dan penuh sorotan.
![]() |
Team Black Shrew Esports (BSE) |
Pelajaran Bagi Dunia Esports
Banyak pihak melihat kasus ini sebagai pengingat bahwa posisi sebagai pelatih tidak hanya soal strategi dan kemenangan, tapi juga soal integritas, komunikasi, dan keteladanan. Dunia esports kini tak lagi sekadar hobi, tapi industri besar dengan standar yang makin ketat.
![]() |
Honor of Kings Esports |
Reaksi Komunitas: Pro dan Kontra
Tagar #NanCiDisanksi sempat trending di komunitas HOK (Honor of Kings). Beberapa fans menyayangkan sanksi terbuka seperti ini, namun banyak juga yang memuji transparansi manajemen BSE sebagai langkah mendewasakan skena esports regional.
Bukan Kasus Pertama di Dunia Esports
Jika melihat ke belakang, kita bisa mengingat kasus serupa di tim-tim besar dunia seperti T1 dan G2 Esports, di mana pelatih atau pemain top juga pernah dikenai sanksi karena pelanggaran etika atau kedisiplinan. Semua ini memperkuat fakta bahwa profesionalitas bukan pilihan, melainkan keharusan
Kejadian ini bukan hanya jadi peringatan keras bagi NanCi, tapi juga refleksi penting bagi seluruh pelaku industri esports : bahwa reputasi tak hanya dibangun dari kemenangan, tapi dari etika dan tanggung jawab di balik layar.
Bagaimana menurut kalian sob tentang pembahasan mimin kali ini?? yukk terus ikuti pembahasan mimin tentang E-sport lainnya ya sob ^^.
Komentar
Posting Komentar